My Family

My Family

Kamis, 26 April 2012

Kamis, 05 April 2012

Perawatan lobster bertelur

Lobster air tawar betina ( indukan ) yang sedang membawa telur biasa disebut dengan istilah induk gendong telur.

Pada periode awal pengeraman, induk betina yang sedang gendong telur akan melipatkan ekornya dengan erat ke bagian dalam sebagai bentuk perlindungan terhadap telur – telurnya.

Telur ini berbentuk oval dan berdiameter 1/10 inci dan akan dierami indukan selama kurun waktu 4 – 6 minggu.



Masa ini disebut dengan masa inkubasi. Apabila suhu air dapat dipertahankan dikisaran 28 derajat Celcius, maka masa inkubasi akan berlangsung lebih cepat, yakni selama 30 – 35 hari. Selama dalam masa pengeraman, kualitas air dan oksigen terlarut harus selalu diperhatikan dan dijaga.

Red Claw Gendong Telor (Fase ke 2)
Pengecekan terhadap induk betina yang berstatus gendong telur baru aman untuk dilakukan dalam tempo 2 minggu setelah proses pemijahan terjadi. Setelah itu, induk gendong telur harus segera dipindahkan ke kolam / akuairum pengeraman.

Pemindahan induk gendong telur harus dilakukan dengan sangat hati – hati untuk menghindari rontoknya telur akibat pergerakan ( berontak ) induk. Selama dalam masa pengeraman, telur – telur lobster air tawar akan berkembang melalui 5 fase, yaitu :


Fase 1 ( hari ke 1 – 3 ), telur berwarna keabuan.
Fase 2 ( hari ke 12 – 14 ), telur berwarna kecoklatan, coklat muda.
Fase 3 ( hari ke 20 – 23 ), menginjak fase eye spot ( titik hitam pada telur ).
Fase 4 ( hari ke 28 – 35 ), telur berwarna oranye kemerahan; organ tubuh sudah terbentuk lengkap.
Fase 5, telur telah berubah menjadi burayak yang sudah siap turun gendong ( lepas dari induknya ).

 
Menempatkan induk betina yang sedang gendong telur dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :


Fase ke 4
Pengeraman tunggal, yaitu dengan cara menempatkan 1 ekor induk gendong telur ke dalam 1 kolam / akuarium.

Pengeraman massal, yaitu dengan cara menempatkan beberapa ekor induk gendong telur ke dalam 1 kolam / akuarium. Beberapa induk gendong telur yang ditempatkan secara bersama – sam ke dalam kolam / akuarium harus mempunyai umur telur yang sama ( minimal berselisih 10 hari )

Agar lebih terjamin penetasan telor dan memudahkan perawatan, sebaiknya indukan gendong telor di pisahkan dari kawanannya (di karantina)

Sebelum di karantina pastikan lama pengeraman induk sudah memasuki Fase ke 2, cirinya telor berwarna kecoklatan induk betina sudah tidak ditunggui/dijaga oleh si induk jantannya.

Gendong Telor Fase ke 5


Cara memindahkan yg aman bisa sekalian diangkat dengan pipa sembunyiannya atau menggunakan alat serokan, lakukan dengan hati2 jangan sampai indukan betina terkejut sehingga mengibaskan ekornya, akibat dari pengibasan ekor tersebut telor yg di gendong akan rontok. Lokasi pemindahan juga jangan terlalu jauh.

Jaga kepadatan media karantina, misal satu wadah cuma diisi satu atau beberapa induk betina (tergantung luas media), resiko jika terlalu padat adalah antar indukan sering berganti atau rebutan utk masuk ke lubang sembunyian yg sama sehingga telur dapat rontok karena tercapit oleh indukan yg lain. Sebagai perbandingan, aquarium ukuran 50 x 50 maximum di isi oleh 2 ekor indukan yg sedang gendong telor.

Jumlah paralon, tempat sembunyian, di bisakan lebih banyak daripada jumlah indukan gendong telor pada media tersebut
Ketinggian air pada media karantina cukup  antara 5-10 centimeter, yg terpenting induk terendam & gunakan aerator/pump udara secukupnya. fungsi dari penggunaan air yg dangkal utk mengurangi keaktifan gerak LATnya saat dipindahkan sehingga LAT lebih banyak diam di lubang sembunyian & jika LATnya kekurangan oksigen dia dapat berdiri di pinggir media utk menyembulkan kepalanya.

Jaga kebersihan media terutama dibagian dasar media. resiko dari kotoran2 & sisa pakan yg mengendap di dasar media adalah tumbuhnya parasit & jamur yg dpt menjalar ke LAT dan telur yg digendongnya yg berimbas pada pembusukan telur.

Indukan di pisah dari burayak (anaknya) setelah melewati Fase ke 5, biarkan seluruh burayak turun dengan sendirinya dari tubuh induknya. Indukan betina tidak akan memakan anaknya selama makanan di tempat pemeliharaan cukup.

Lobster Air Tawar

Budidaya Lobster

Budidaya Lobster
Pembenihan merupakan proses untuk mendapatkan benih atau anak lobster yang baru. Pembenihan dilakukan dengan cara mengawinkan induk jantan dengan induk betina yang telah matang alat kelamin. Benih yang dihasilkan nantinya bisa dijual ke pembudidaya lain atau dibesarkan. Keberhasilan pembenihan bisa dilihat dari kualitas dan jumlah anakan yang dihasilkan.Karena itu, perlu kejelian dalam memilih calon induk dan induk untuk menjamin anakan yang baik pula.

1. Pemilihan dan Perawatan Calon Induk

Induk memegang peranan penting dalam proses pembenihan, karena hasil anakan dipengaruhi oleh kualitas induk yang dipakai. Dalam budidaya lobster skala kecil ( rumah tangga ), umumnya peternak memiliki minimum paket induk yang terdiri dari 25 betina dan 15 jantan.

 Pemilihan calon indukº

Seleksi calon induk sudah dapat dimulai 2-3 bulan atau panjang tubuhnya mencapai 5 cm. Namun, calon induk yang akan digunakan minimum harus berusia 6-7 bulan dengan panjang tubuh 12-15 cm. Berikut ini tips untuk memilih calon indukan yang berkualitas.

1) Pilih calon induk yang pertumbuhannya paling cepat, dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang lebih gemuk daripada yang lain.
2) Pilih calon induk yang punya nafsu akan besar.
3) Pilih calon induk yang gerakannya lincah.
4) Pilih calon induk yang badannya berwarna cerah.
5) Perhatikan jenis kelamin. Jangan pilih yang banci atau berkelamin ganda yang ditandai alat kelamin jantan tidak terlalu menonjol dan warna merah capitnya tidak terlalu cerah.
6) Jangan memilih lobster yang berkepala besar dan bertubuh kecil karena itu tandanya kurang makan.

Calon induk diperoleh dengan membeli calon induk dari pembudidaya lain. Calon induk yang dipilih berusia 6-7 bulan dengan panjang tubuh 12-15 cm.

 Perawatan calon indukº

Calon induk yang telah dipersiapkan dipelihara dan dirawat dalam wadah yang terpisah dengan lobster lain. Pemisahan ini dilakukan agar calon induk lebih gampang dikontrol dan diawasi perkembangannya, serat agar merasa lebih nyaman.Selain itu, calon indk jantan dan betina juga dipisah dalam wadah yang berbeda agar tidak terjadi perkawinan yang tidak diharapkan saat calon induk belum matang kelamin. Wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 1 x 0,5 x 0,4 yang diisi air sedalam 10-20 cm. akuarium ini menampung 8 ekor induk.

Selama perawatan, calon induk diberi makan berupa cacing tanah dan cacing darah.Dosis makanan yang diberikan per hari adalah 3% dari berat total calon induk.Pemberian makanan dilakukan 2 kali sehari saat pagi dan sore hari. Untuk menghasilkan telur yang berkualitas dan meningkatkan daya tetas telur, makanan yang diberikan mengandung protein tinggi sebesar 25-35%

2. Mengawinkan Induk

Calon induk yang dikawinkan berusia 10-12 bulan atau saat panjang tubuhnya mencapai 15-17 cm. Induk jantan dan betina yang akan dikawinkan, disatukan dalam wadah perkawinan berupa kolam atau akuarium yang berukuran 40 x 40 x 30 cm dengan tinggi air 20 cm. jumlah induk yang ditebarkan dalam wadah perkawinan adalah induk jantan 3 ekor dan betina 5 ekor.

Dalam wadah perkawinan tersebut diberi tempat persembunyian berupa pipa paralon yang berdiameter 3 inci dengan panjang sesuai tubuhnya.Karena dalam satu kolam terdapat 8 ekor induk, maka kolam tersebut diisi dengan 8 buah lubang persembunyian.

Perkawinan biasanya dilakukan pada malam hari. Saat perkawinan terjadi, lobster jantan akan mengeluarkan sperma dan meletakkannya di dekat pangkal kaki kedua dari lobster betina. Sperma lobster berwarna putih, agak menggumpal dan larut dalam air. Setelah kawin, lobster betina akan meninggalkan induk jantan dan berdiam diri dalam lubang persembunyian.

Di dalam lubang tersebut, induk betina akan mengeluarkan telur secara perlahan-lahan dari alat kelaminnya yang berada pada pangkal kaki ketiga. Telur tersebut selanjutnya akan melewati sperma dan menempel di seluruh permukaan perut. Jumlah telur yang dihasilkan dari induk betina biasanya sekitar 200 butir.Setelah induk mengeluarkan telur, pindahkan telur secara berhati-hati di dalam kolam penetasan.

3. Proses penetasan telur

Kolam penetasan yang digunakan adalah akuarium atau kolam dengan ukuran 1 x 1 x 1 m dan ketinggian air 0,5 meter. Kolam penetasan dapat menampung benih sebanyak 400 ekor atau benih dari 2 induk betina.Dalam kolam penetasa juga diberi lubang-lubang persembunyian atau tempat untuk benih-benih menetas.Lubang persembunyian dibuat dari pipa paralon berdiameter 3 inci.

Pemindahan induk betina harus dilakukan secara berhati-hati agar telur yang menempel di tubuhnya tidak berjatuhan.Saat sedang mengerami telur, induk betina sangat malas dan berdiam diri di lubang persembunyian. Induk betina mengerami telurnya dengan cara melipat kakinya ke arah dalam. Selama proses pengeraman dan penetasan, suhu dalam wadah harus tetap dijaga agar selalu stabil, karena telur sangat sensitif terhadap perubahan suhu.

Telur yang sedang dierami induk akan berkembang secara perlahan-lahan dan akan menetas dalam waktu sekitar 1 bulan. Pada minggu pertama, telur berbentuk bulat dan masih berwarna kuning. Selanjutnya telur akan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan mulai tampak bagian-bagian tubuhnya seperti mata dan kaki. Setelah satu bulan, semua bagian tubuh sudah terbentuk sempurna atau menetas. Dalam waktu 2-3 hari, seluruh benih akan terlepas dari tubuh induknya.

Setelah benih menetas dan terlepas, induk dipindahkan ke dalam kolam perawatan induk.Perawatan dilakukan selama minimum 2 minggu untuk memberi waktu pada induk melakukan molting sebelum dikawinkan kembali.Untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan, selama hidupnya induk betina hanya bisa dikawinkan 6 kali.

4. Pemeliharaan Benih

Benih yang baru menetas dipelihara dalam kolam penetasan selama 10 hari.Selanjutnya benih dipindahkan ke kolam pembesaran benih untuk dipelihara selama 2 bulan.Selama pemeliharan benih, kualitas dan pasokan oksigen dalam wadah harus selalu diperhatikan dengan baik.Benih tidak boleh terkena langsung panas matahari karena benih sangat sensitif terhadap perubahan suhu.Setelah berumur 8-15 hari, benih sudah mulai berbentuk seperti lobster dewasa yang memiliki cangkang kepala dan cangkang tubuh.

Untuk menjaga kebersihan wadah pemeliharaan 2 minggu sekali harus dikuras dan dibersihkan total untuk mengantisipasi munculnya bibit penyakit. Saat pengurasan dan pembersihan benih dipindahkan ke wadah lain.